Coba bandingkan kehidupan di pedesaan dan perkotaan. Budaya gotong royong masih lekat di lingkungan perdesaan. Contohnya, jika ada tetangga yang terkena musibah masyarakat segera datang membantu. Berbeda dengan kehidupan di perkotaan. Meskipun bertetangga, antara rumah satu dan lainnya tidak saling bertegur sapa. Mereka sibuk dengan urusan masing-maisng. Fenomena tersebut merupakan pengaruh modernisasi pada aspek... lebih tepatnya aspek sosial ya dik
Masyarakatkota lebih cepat berubah di bandingkan dengan masyarakat desa. Pada masyarakat terasing (terisolasi) perubahan social berjalan sangat lambat bahkan berkecenderunganterjadi stagnasi. Ini dapat dilihat pada masyarakat perkotaan. b. antara anggota masyarakat . dimana gotong royong merupakan suatu system pengerahan tenaga kerja
Apa pengertian kerjasama ?Sistem pekerjaan yang dikerjakan dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia diawali dengan kesadaran nasional akan persatuan dan kesatuan bangsa. Apa pengertian persatuan?Persatuan adalah perserikatan, ikatan atau gabungan beberapa bagian yang sudah bersatu, atau terikatnya beberapa bagian menjadi satu persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia untuk merdeka dapat terwujud saat itu?Karena adanya kerjasama masyarakat Indonesia untuk mengusir penjajah, berawal dari persamaan senasib dan sepenanggungan, penderitaan selama penjajahan mendorong rakyat di berbagai daerah bekerjasaama melawan arti persatuan Indonesia itu ?Persatuan Indonesia berarti persatuan bangsa yang mendiami wilayah negara tujuan bersama bangsa Indonesia yang tercantum dalam alinea keempat Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945?a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpahdarah Memajukan kesejahteraan Mencerdaskan kehidupan Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan beberapa contoh kegiatan gotong royong yang dilandasi semangat kerjasama dalam kehidupan budaya daerah!Manunggal sakato di Sumatra Barat, sikaroban di Palembang, gugur gunung di Jawa, mapalus di Minahasa, subak di royong merupakan ciri khas dan budaya masyarakat Indonesia yang harus terus dilestarikan. Apa yang mendorong adanya keasadaran bergotong royong dalam masyarakat Indonesia?Gotongroyong terwujud adanya kesadaran bahwa a. Manusia memerlukan bantuan oranglain dalam Manusia dapat hidup secara wajar apabila bersama-sama dengan manusia bentuk kerjasama atau gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia!a. kerjasama dalam bidang kehidupan sosial politikb. kerjasama dalam bidang kehidupan ekonomic. kerjasama dalam bidang kehidupan pertahanan dan keamanand. kerjasama antar umat lima prinsip kerjasama antar individu dalam suatu organisasi atau negara!1. Adanya pembagian kerjadivision of work2. Adanya pembagian tugas dan wewenang authority and responsibility3. Adanya kesatuan perintah unity of command dan pengarahan unity of direction4. Adanya ketertiban order Adanya semangat kesatuan semangat korpJelaskan pengertian gotong royong atau kerjabakti !Suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama tolong-menolong, bantu-membantu dan bersifat sukarela kerja tanpa imbalan jasa yang dikerjakan agar berjalan lancar, mudah, dan ringan.
5Adat istiadat di masyarakat Kebiasaan dan cara pandang masyarakat mempengaruhi jumlah penduduk. Misalnya nilai anak, ada yang menginginkan anak sebanyak-banyaknya, ada yang menilai anak laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan atau sebaliknya, sehingga mengejar untuk mendapatkan anak laki-laki atau sebaliknya. § Cara hidup di desa dan
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Penduduk Indonesia dikenal sebagai penduduk yang ramah di mata bangsa lain. Di samping itu juga, Indonesia terkenal dengan budaya gotong royong, khususnya di pedesaan. Budaya gotong royong sangat kental dengan masyarakat desa. Gotong royong solidaritas sosial merupakan bentuk kepedulian atau keprihatinan seseorang terhadap orang lain, sehingga ia rela memberikan waktu, tenaga atau pikirannya untuk orang lain. Budaya inilah yang masih dipegang oleh masyarakat desa di Indonesia pada umumnya. Sebagai contoh, di desa tempat saya berasal Bumi Pajo, Donggo-Bima.Biasanya, ketika ada salah satu tetangga yang sedang membuat/membangun rumah sebagai tempat tinggal, pasti tetangga-tetangga di sekitarnya tidak tinggal diam. Mereka berbondong-bondong datang untuk membantu mulai dari anak-anak sampai orang tua. Mereka akan membantu dan tidak mengharapkan upah sama sekali. Singkatnya, jika terdapat suatu kegiatan yang diadakan oleh si A misalnya, yang lainnya turut serta untuk membantunya. Entah itu membantu dengan materi, pikiran, maupun tenaganya. Sungguh, mulia hati mereka. Mau membantu dan berbagi antar lain, ketika ingin membangun/merenovasi tempat ibadah. Yang terlihat adalah semangat mereka untuk bekerja sangat luar biasa. Mulai dari anak-anak sampai orang tua semuanya pasti ikut terlibat. Bahkan, yang membuat saya bangga terhadap kebiasaan masyarakat desa adalah para perempuan juga ikut andil. Remaja putri dan ibu-ibu, biasanya menyediakan makanan untuk para lelaki yang bekerja tersebut. Namun, ada juga yang membantu mengangkut pasir, batu bata, dan bahan materil lainnnya. Dengan adanya budaya gotong royong ini, maka hubungan persaudaraan dan kekeluargaan di antara mereka pun semakin terjalin harmonis. Saya membayangkan, bagaimana seandainya kebiasaan-kebiasaan tersebut dilakukan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Tak terkecuali masyarakat kota karena memang budaya gotong royong di masyarakat kota sekarang kelihatannya sudah mulai luntur. Sungguh indah dan bahagia rasanya. Jika hal demikian bisa direalisasikan dan menjadi kebiasaan, maka bisa jadi gejala-gejala, seperti kekerasan, sikap apatis acuh tak acuh, siapa lho siapa gue, dan lainnya bisa diminimalisir bahkan mungkin tidak ada. Dalam ajaran Islam bahwa sikap seperti ini, sebenarnya telah dianjurkan. Islam mengajarkan, agar setiap manusia untuk saling tolong-menolong dalam hal kebaikan. Hal demikian, jelas sekali diterangkan dalam Surat Al-Maidah, ayat 2, sebagai berikut "Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran." Sungguh ajaran yang secara pribadi, saya berharap semoga desa mampu menjadi penjaga pilar kejayaan Pancasila dengan tetap menjaga semangat kegotong-royongan di dalam kehidupan bermasyarakatan yang sekarang sudah masuk era a' Gunawan Lihat Humaniora Selengkapnya
QbGENj.